Seorang pria di Belanda ini telah berlebihan dalam melakukan donasi sperma, dan diperkirakan memiliki lebih dari 500 anak. Dia kini resmi dilarang untuk melakukan sumbangan sperma lagi karena khawatir akan meningkatkan risiko inses yang tidak disengaja di antara keturunannya.
![]() |
Jonathan, Pria yang memiliki 500 anak di seluruh dunia |
Seperti yang dilaporkan oleh detikINET dari New York Post, seorang pria bernama Jonathan Jacob Meijer, yang berusia 41 tahun, baru-baru ini dilarang oleh pengadilan Belanda untuk melakukan donasi sperma ke klinik.
Meijer, seorang musisi, juga diwajibkan untuk meminta klinik di negara lain untuk menghancurkan sperma yang mungkin masih mereka miliki. Jika dia melanggar keputusan pengadilan ini, Meijer akan dikenai denda sebesar USD 110.000.
Keputusan pengadilan ini dikeluarkan beberapa minggu setelah Meijer digugat karena diduga berbohong tentang jumlah anak yang dimilikinya. Hal ini meningkatkan risiko tidak disengajanya anak-anaknya terlibat dalam inses karena jumlah anak yang tinggi.
Dia diperkirakan telah melakukan sumbangan sperma ke setidaknya 13 klinik, termasuk 11 di Belanda. Meijer sebenarnya telah masuk dalam daftar hitam donor sejak tahun 2017 setelah terungkap bahwa dia telah menjadi ayah dari 102 anak, yang jauh melampaui batas resmi yang ditetapkan sebanyak 25 anak.
Seorang penggugat yang menggunakan nama samaran Eva, yang melahirkan salah satu anak Meijer pada tahun 2018, berkata, "Jika saya tahu bahwa dia telah menjadi ayah dari lebih dari 100 anak, saya tidak akan pernah memilih donor ini. Ketika saya memikirkan konsekuensi yang bisa terjadi pada anak saya, saya merasa sangat khawatir. Melaporkannya ke pengadilan adalah satu-satunya cara untuk melindungi anak saya."
Yayasan DonorKind Belanda juga menggugat Meijer dengan tuduhan bahwa dia, yang tinggal di Kenya, terus melakukan sumbangan sperma ke klinik-klinik di Denmark dan Ukraina. Dia diperkirakan memiliki total antara 500 hingga 600 anak. Selain itu, dia juga dilaporkan menawarkan dirinya sebagai donor kepada calon orang tua melalui situs web terkait, terkadang menggunakan nama samaran.